Kurikulum
1968
1. Landasan
Pengembangan
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,
yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan
pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan
fisik yang sehat dan kuat.
Setelah
kurikulum tahun 1964, pemerintah mengeluarkan kurikulum Taman Kanak-kanak yang
lebih disempurnakan yaitu kurikulum tahun 1968 yang menjadi pedoman resmi bagi
penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak di Indonesia. Penyempurnaan ini
dilakukan karena pemerintahan Republik Indonesia mulai melakukan pembenahan dan
pentaan kembali dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Pada
bidang pendidikan khususnya pada Pendidikan Prasekolah dilakukan berbagai upaya
pembenahan dan peninjauan konsep dan praktek penyelenggaraan pendidikan
prasekolah. Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, pemerintah memperkenalkan
kurikulum baru yaitu Kurikulum 1968, dimana pada kurikulum tersebut isi
kurikulum yang dibahas mencakup segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pendidikan dalam arti luas yang mencakup :
A. silabus,
B. Contoh
Pelaksanaan,
C. Organisasi
Taman kanak-kanak: intern dan ekstern,
D. Perlengkapan,
E. Guru/pegawai,
F. Administrasi, dan
G.
Evaluasi.
Kurikulum 1968
ini dikembangkan dengan berlandaskan pada asas-asas kurikulum yang disesuaikan dengan hakekat dan tujuan
Taman Kanak- kanak. Landasan tersebut mencakup dasar filosofis yaitu pancasila,
dasar psikologis anak usia TK, dasar sosiologis dimana anak sudah harus belajar
unthuk menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya, dan dasar organisatoris
yaitu penentuan jenis kurikulum yang sesuai dan cocok untuk anak usia TK.
Landasan hukum
penyelenggaraan Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut: Pengadaan Taman
Kanak-kanak didasarkan atas Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 juncto No. 12 Tahun
1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Pasal-pasal yang
penting yang ada hubungannya dengan pendidikan di Taman Kanak-kanak yaitu:
a. Pasal
3 tentang tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negara yang dernokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat
b. Pasal
4 yang menjelaskan bahwa pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas
yang termaktub dalam Pancasila/Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia
c. Pasal
5 yang menjelaskan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah
bahasa pengantar di sekolah-sekolah Republik Indonesia dan bahasa daerah dapat
diberikan sebagai bahasa pengantar di Taman Knak-kanak dan tiga kelas rendah
sekolah dasar
d. Pasal
6 yang menjelaskan pembagian pendidikan pengajaran menurut jenisnya yaitu:
a. Pendidikan dan pengajaran Taman Kanak-kanak
b. Pendidikan dan pengajaran
rendah
c. Pendidikan dan pengajaran
menengah
d. Pendidikan dan pengajaran
tinggi.
e. Pendidikan dan pengajaran Iuar
biasa diberikan secara khusus bagi
anak-anak yang membutuhkan.
2. Maksud
dan Tujuan
Pada Kurikulum
1964 individu yang diharapkan adalah individu yang dapat hidup sebagai makhluk
sosial yang dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya, sedangkan pada kurikulum 1968 penekanannya lebih kepada
perkembnagan individu anak. Tujuan
pendidikan pada kurikulum 1964 yang bertujuan menciptakan masyarakat sosialis
Indonesia dihapus, pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk
manusia pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran (subject matter): kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bersifat correlated subject
curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi
dengan kurikulum sekolah lanjutan jumlah pelajarannya 9 yang memuat hanya mata
pelajaran pokok saja. Pada
kurikulum 1968 jelas bahwa pendidikan dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan
untuk:
a. Mengembangkan semua aspek-aspek
perkembangan dan pertumbuhan anak, sebagai individu yang khas
b. Memupuk sifat-sifat dan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti yang dimiliki oleh orang dewasa yang
dicita-citakan
c. Memupuk kemampuan-kemanpuan dasar
yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut
Berdasarkan hal tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, maka tujuan umum dan tujuan
khusus Taman Kanak-kanak sebagai berikut:
1) Tujuan umum: mernbentuk manusia
Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cakap, sehat,
dan terampil, serta bertanggung jawab kepada Tuhan, masyarakat dan negara.
2) Tujuan khusus.
a) Memberikan kesempatan kepada anak
untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan jasmaniahnya dan rohaniabnya serta mengembangkan
potensi-potensi yang ada padanya secara optimal, sebagai individu yang khas.
b) Memberi bimbingan yang saksama agar
anak memiliki sifat- sifat dan kebiasaan yang baik sehingga mereka dapat
diterima oleh masyarakatnya.
3. Isi Program Kegiatan
Pada
Kurikulum 1968 seluruh kegiatan pendidikan di TK dibagi dalam 8 bidang yaitu:
a. Bidang Penerapan pancasila
Bidang Penerapan Pancasila dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan anak dan melayani aspek perkembaannya di mana asas-asas Pancasila
merupakan pegangan dan memberikan arahan akan tercapainya tujuan umum
pendidikan TK yaitu manusia Pancasilais sejati. Bidang penerapan pancasila ini
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu pendidikan ketuhanan, pendidikan budi
pekerti, pendididkan kesejahteraan keluarga, pendidikan kewargaan negara.
Pendidikan ketuhanan yang maha Esa dimaksudkan untuk menanamkan dan memupuk
kepercayaan akan adanya Tuhan yang maha Esa serta kasih sayang terhadap segala
ciptaan Nya, cinta kasih kepada sesama, toleransi keragaman agama.
b.
Bidang
bermain/kegiatan bebas
Bidang bermain bebas perlu diasakan karena sesuai dnegan
kebutuhan anak untuk bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan secara bebas
menurut kehendak hatinya. Selain itu, bermain mengandung unsur pedagogis yang besar maka bermain/kegiatan
bebas mendapat tempat yang penting dalam pendidikan TK. Jenis bermain.kegiatan
bebas meliputi bermain/kegiatan bebas di luar dan bermain/kegiatan bebas di
dalam.
c.
Bidang
pendidiikan bahasa
Setiap anak mempunyai kebutuhan untuk dapat menyampaikan
pikiran, perasaan dan keinginannya kepada orang lain dan itu dilakukan dengan
bahasa. Maka di TK perlu ada bidang kegiatan yang dimasudkan untuk
mengembangakan kemampuan berbahasa yang antara lain mencakup kemampuan
bercakap-cakap, bercerita, sandiwara boneka, dramatisasi, mengucapkan syair
d.
Bidang
pendidikan alam sekitar
Setiap anak mempuyai keinginan untuk berekplorasi atau
menyelidiki dan mendapatkan pengalaman dari lingkungannya atau alam sekitarnya.
Oleh karena itu, dalam pendidikan di TK dilakukan kegiatan eksplorasi untuk
memperkenalkan kepada anak tentang manusia dan pekerjaannya yang hidup dalam
lingkungananak, binatang-binaang, tumbuh-tumbuhan dan benda- benda yang ada dan
manfaatnya bagi manusia. Bidang pendidikan alam sekitar dibagi dalam 2 jenis
yaitu sosial studis (mengenai manusia) dan nature studies (mengenai binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda-benda)
e.
Bidang
pendidikan jasmani
Kebituhan anak meliputi kebutuhan jasmani dan rokhani, aspek
perkembagannyapun meliputi aspek perkembagan jasmani yang ditekankan pada
pengembangan otot-otot kasarnya dan keterampilan jasmaninya. Karena anak TK
adalah yang sedang dalam masa pertumbuhan maka pendidikan jasmani sangat
diperlukan. Jenis bidang pendidikan jasmani meliputi bermain dan senam
kanak-kanak.
f.
Bidang
ungkapan kreatif/seni
Anak uia TK mempunyai kebutuhan untuk mengapresiasikan
perasaannya dan pikirannya dengan berbagai
cara menurut ciptaan anak sendiri. Dalam mengepresikan dirinya anak dapat menghayati berbagai emosi seperti perasaan estetis (keindahan). Oleh
karena itu dalam pendidikan TK perlu memberi kesempatan kepada anak untuk
memenuhi kebutuhan berekspresi tersebut mellaui kegiatan ungkapan kreatif.
Salah satu caranya melalui ungkapan kreatif kesenian yang dijabarkan dalam
jenis ungkapan kreatif kesenian dengan media kreatif dan apresiasi musik.
g.
Bidang
sosial medis
Selain bidang pendidikan jasmani anak yang mementingkan
pengembagan otot kasarnya, maka anak juga perlu dikembangkan tentang
pemeliharaan kesehatannya. Bidang kesehatan ini dikembangkan di TK tidak hanya
tanggungjawab guru sendiri tetapi merupakan kerjasama dan bantuan masyarakat
(POM) dan dinas kesehatan. Bidang usaha sosial medis dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu pemeliharaan kesehatan oleh guru dan pemeliharaan kesehatan oelh staf
kesehatan
h.
Bidang
pendidikan skolastik
Kemampuan akan membaca, menulis dan berhitung merupakan
salah satu kebtuhan bagi anak. Oleh akrena itu mellaui bidsnag pendidikan
skolastik anak akan mendapat konsep menganai bilangan, menganal simbol-simbol
(tulisan) dan koodinasi dari otot-otot mata serta tangannya untuk belajar
menulis. Bidang pendidikan skolastik ini terdiri dari persiapan untuk pelajaran
permulaan berhitung dan persiapan untuk pelajaran permulaan membaca-
menulis.
4. Penyelenggaraan kegiatan
1) Sistem Penyajian
Pelaksanaan kegiatan di TK yang berpedoman pada Kurikulum
1968 dilakukan dalam bentuk pembahasan unit-unit yang terintegrasi. Unit adalah
“suatu kesatuan dari hal-hal yang berarti dalam lingkungan hidup anak, serta
merupakan sumber pengetahuan bagi anak, untuk dijadikan pangkal bertolak bagi
penyusunan rencana kegiatan secara sistematis dan disesuaikan dengan tujuan
pendidikan” (Jakarta, 1968; 16). Unit merupakan bahan pendidikan/kajian yang
diambil dari dunia anak dan mengandung arti bagi anak. Unit bukanlah suatu
cabang ilmu tertentu tetapi merupakan suatu kesatuan yang bulat yang mengandung
hal-hal yang perlu dipahami anak, masalah-masalah yang harus diteliti dan
dipecahkan oleh anak. Penentuan unit
yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa kriteria seperti kebutuhan
anak, arah perkembangan anak yang akan dituju, dan kesesuaiannya dengan tujuan
pendidikan.
2) Bentuk Pengelompokkan dan Lama
Pendidikan
TK pada masa Kurikulum 1968 telah membagi anak dalam kelompok umur dan
hal tersebut juga masih dipertahankan pada kurikulum 1968. Akan tetapi jika pada kurikulum 1964
pengelompokkan tersebut disebut dengan “kelas” maka pada kurikulum 1968
pengelompokkan tersebut dinamakan dengan “tingkat”. Makna tingkat disini adalah
patokan umur, bukan tingkat penjenjangan.
Selain itu, Ketiga tingkatan
tersebut bukan merupakan keharusan untuk diadakan oleh setiap TK tetapi
tergantung pada kebutuhan dan kemampuan TK tersebut untuk
menyelengarakannya.
Tingkatan
tersebut terdiri dari 3 tingkatan
berdasarkan umur yaitu:
a) Tingkat A: utuk umur 3 sampai 4
tahun
b) Tingkat B: untuk umur 4 sampai 5 tahun
c) Tingkat C: untuk umur 5 sampai 6
tahun
3) Perencanaan Kegiatan
Dalam rangka
pelaksanaan kegiatan sehari-hari guru perlu mempunyai persiapan.
Persiapan tersebut mencakup persiapan mental, alat, dan persiapan
tertulis. Persiapan mental
dimaksudkan adalah guru
perlu memiliki penguasaan dari bahan dan aktivitas yang disajikan dan
siap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi sebagai reaksi anak terhadap
kegiatan yang dilakukan. Kesiapan alat
dimaksudkan pada saat kegitan
tersebut akan dilakukan hendaknya alat yang akan digunakan sudah disiapkan.
Sedangkan kesiapan tertulis adalah kesiapan yang dibuat guru sebagai pegangan
dalam melaksanakan kegiatan. Persiapan
yang dibuat dapat
berbentuk peraiapan untuk waktu
panjang (sekitar satu bulan) dan persiapan untuk pembinaan sehari-hari. Persiapan yang disiapkan untuk waktu
panjang meliputi:
a) Penentuan unit. Unit ditentukan oleh guru dnegan
mengambil dari lingkungan hidup anak
dengan memprtimbangkan kebutuhan
anak, keadaan tempat dan waktu di mana anak itu hidup.
b) Perincian tujuan-tujuan. Setelah
unit terpilih dilakukan perincian dari tujuan-tujuan yang diharapkan akan dicapai pada saat pembahasan
unit
c) Penentuan pusat minat.
Pada saat penyajian, unit yang sudah ditentukan diuraikan dalam
pokok-pokok yang diperkirakan sesuai dengan minat anak. Pokok-pokok ini disebut pusat minat. Setiap pusat minat
disajikan dalam jangka waktu
yang disesuaikan dengan
batas perhatian anak.
4) Prinsip Pelaksanaan Kegiatan
a) Kurikulum ini
memberikan penekanan pada kebebasan kepada anak dan lebih mementingkan
pada kegiatan kelompok, oleh
karena itu meja dan kursi anak disusun dalam kelompok-kelompok. Jika diperlukan
Meja dan kursi yang disiapkan
mudah untuk dipindahkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan di
kelas. Oleh karena itu, meja dan kursi dibuat seringan mungkin.
b) Pelaksanaan kegiatan
untuk kegiatan bebas dan kegiatan terpimpin disusun dalam ruangan kelas.
Tiap tingkat mempuyai sudut-sudut sendiri. Sudut-sudut tersebut adalah sudut agama, sudut
keluarga, sudut alam
sekitar/pengetahuan, sudut
kebudayaan, sudut pembangunan.
5. Evaluasi
a. Untuk mengetahui hasil dari pekerjaan
yang telah dilakukan maka dilakukan evaluasi yang teratur. Evaluasi dilakukan
terhadap: Kurikulum yaitu untuk melihat keseuaian kurikulum dengan kebutuhan
anak dan masyarakat, kesusianan kurikulum dengan tujuan umum dan khusus
pendidikan TK.
b. Evaluasi juga dilakukan kepada anak
didik untuk melihat kemajuan atau perkembangan anak dalam hal perkembangan
jasmani, intelektualnya, emosionalnya dan sosialnya. Juga melihat kematangan
anak untuk kesiapannya memasuki SD.
c. Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
juga dievaluasi yang meliputi kecakapan membina pekerjaan guru, kecakapan
adaministratifnya, kecakapan teknis pendidikan, hubungan dengan guru,
masyarakat, murid, rasa tanggungjawab terhadap TK yang dipimpinnya, bagaiamana
mental dan kesehatannya.
d. Guru juga dievaluasi untuk
memperoleh gambaran tentnag hubungannya dengan anak didiknya, dengan ekpala
sekolahnya, dengan sesama tamnannya, dengan orang tua anak, maasyarakat
sekitar, bagaimana kecakapannya dalam membina Tknya, bagaiman inisiatif dan kreatifitasnya,
bagaimana rasa tanggungjawabnya terhadap tugas dan mental serta
kesehatannya.
e. Perlengkapan/alat perlu dievaluasi
terutama tentang cukup tidaknya alat yang digunakan untuk kelancaran kegiatan
yang dilakukan, keseuaian perlengkapan/alat tersebut untuk anak, keseuaian alat
dengan tujuan yang hendak dicapai, apakah ada lalat yang harus diubah, dan
kesesuaian alat dengan dana yang tersedia
f. Evaluasi dilakukan terhadap Orangtua
murid untuk melihat dalam hal apakah TK melibatkan orang tua dalam kegiatan di
TK, bagaiman keadaan sosial mereka rata-rata, bagaiman pendidikannya, bagaimana
sikap mereka terhadap guru dan pendidikan yang diterima anaknya di TK, serta
adakah POMG di sekolah?
Sumber
: Pusat Kurikulum Sejarah Perkembangan Kurikulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar