Jumat, 20 Mei 2016

Patriot Kecil


Patriot Kecil
Ria melihat adiknya yang termenung di dekat jendela. Mengentikkan jarinya dari tadi. Sinar matahari yang sudah mulai kelihatan menyinari kepalanya. Muka sang adik tampak sedih. Rima segan bertanya kepada adiknya apa yang terjadi, karena pasti itu hanya membuat adiknya tambah badmood. Tapi, Rima tetap penasaran kenapa adiknya dari tadi hanya disitu. Rima tetap mengurungkan niatnya.
Ria melangkah 4 kali. Jaraknya sama adiknya masih terlalu jauh. Untuk di senggol pun tidak sampai. Ria maju 4 langkah. Sekarang, jaraknya sama adiknya sudah bisa dibilang dekat. Ria menundukkan kepala melihat sang adik duduk manis di depan jendela.
“Roy, kamu ngapain? Kok dari tadi diam saja? Ada masalah ya di sekolah?” tanya Ria langsung. “Nggak sih…” jawab Roy. Suaranya masih terdengar halus. “Terus?” tanya Ria lagi. Roy memandang Ria, kakaknya. Dari wajah Roy keliahatan bahwa Roy sangat jenuh sekarang. “Kak, aku ingin jadi Patriot.” Ria tersenyum. Dia melihat adiknya yang polos situ. Walaupun masih umur 6 tahun, sudah punya impian seperti ini, luar biasa! Batin Ria dalam hati. Dia mengelus kepala adiknya.  Ria memandang adiknya penuh.
“Jadi? Apa yang harus dilakukan sama Patriot kecil kayak kamu?” Roni berpikir sejenak. “Perang?” Jawaban yang didapat Rima membuat Rima tertawa. Kepolosan sang adik memang tiada duanya.
Ria mengambil 1 kursi yang terletak di pojok dan menaruhnya di samping Roy. Ria merangkul adiknya yang masih memandang pemandangan di luar. “Perang itu nggak wajib, Roy.” Jawab Ria. “Yang kamu perlu lakukann hanya membuat Negara mu bangga.” Roni bertanya lagi. “Gimana caranya? Mereka–mereka aja nggak kenal sama aku, kak.” Ria menjawabnya dengan senyuman.
“Nah, buat mereka kenal sama kamu. Tau kamu. Jangan buat orang bertanya siapa kamu. Tapi buat orang menjawab itu kamu. Semua karya tuh butuh perjuangan.” Jawab Ria panjang lebar. Roy menatap sang kakak. “Terus, Roy harus apa?” “Roy harus tunjukkan kalau kamu bukan hanya anak biasa dari desa kecil. Tapi anak luar biasa berasal dari desa kecil.”
“Roy tetap nggak ngerti.” Roy melihat kakaknya yang juga sedang menatapnya. “Roy artinya harus bekerja keras demi membuat Negara kita bangga. Mungkin sekarang emang belum banyak yang tau kamu. Tapi kalau kamu punya niat membuat orang kenal sama kamu, semua itu akan terjadi kok. Lakukan hal positif dan terhormat, itu yang membuat kamu menjadi patriot kecil. Sekarang, ngerti?”
Roy mengangguk paham. Ia tersenyum lebar. Berdiri dari tempat duduknya.
“OKE!!” teriak Roy semangat. Roni berlari keluar rumah. Membentangkan tangannya yang lebar berasa sedang terbang. Menutup matanya dan berkata dalam hatinya…
“aku lah si Patriot Kecil.”