Patriot
Kecil
Ria melihat
adiknya yang termenung di dekat jendela. Mengentikkan jarinya dari tadi. Sinar
matahari yang sudah mulai kelihatan menyinari kepalanya. Muka sang adik tampak
sedih. Rima segan bertanya kepada adiknya apa yang terjadi, karena pasti itu
hanya membuat adiknya tambah badmood. Tapi, Rima tetap penasaran kenapa adiknya
dari tadi hanya disitu. Rima tetap mengurungkan niatnya.
Ria melangkah
4 kali. Jaraknya sama adiknya masih terlalu jauh. Untuk di senggol pun tidak
sampai. Ria maju 4 langkah. Sekarang, jaraknya sama adiknya sudah bisa dibilang
dekat. Ria menundukkan kepala melihat sang adik duduk manis di depan jendela.
“Roy, kamu
ngapain? Kok dari tadi diam saja? Ada masalah ya di sekolah?” tanya Ria
langsung. “Nggak sih…” jawab Roy. Suaranya masih terdengar halus. “Terus?”
tanya Ria lagi. Roy memandang Ria, kakaknya. Dari wajah Roy keliahatan bahwa
Roy sangat jenuh sekarang. “Kak, aku ingin jadi Patriot.” Ria tersenyum. Dia
melihat adiknya yang polos situ. Walaupun masih umur 6 tahun, sudah punya
impian seperti ini, luar biasa! Batin Ria dalam hati. Dia mengelus kepala
adiknya. Ria memandang adiknya penuh.
“Jadi? Apa yang harus dilakukan sama Patriot kecil kayak kamu?” Roni berpikir sejenak. “Perang?” Jawaban yang didapat Rima membuat Rima tertawa. Kepolosan sang adik memang tiada duanya.
“Jadi? Apa yang harus dilakukan sama Patriot kecil kayak kamu?” Roni berpikir sejenak. “Perang?” Jawaban yang didapat Rima membuat Rima tertawa. Kepolosan sang adik memang tiada duanya.
Ria mengambil
1 kursi yang terletak di pojok dan menaruhnya di samping Roy. Ria merangkul
adiknya yang masih memandang pemandangan di luar. “Perang itu nggak wajib,
Roy.” Jawab Ria. “Yang kamu perlu lakukann hanya membuat Negara mu bangga.” Roni
bertanya lagi. “Gimana caranya? Mereka–mereka aja nggak kenal sama aku, kak.” Ria
menjawabnya dengan senyuman.
“Nah, buat
mereka kenal sama kamu. Tau kamu. Jangan buat orang bertanya siapa kamu. Tapi
buat orang menjawab itu kamu. Semua karya tuh butuh perjuangan.” Jawab Ria
panjang lebar. Roy menatap sang kakak. “Terus, Roy harus apa?” “Roy harus
tunjukkan kalau kamu bukan hanya anak biasa dari desa kecil. Tapi anak luar biasa
berasal dari desa kecil.”
“Roy tetap
nggak ngerti.” Roy melihat kakaknya yang juga sedang menatapnya. “Roy artinya
harus bekerja keras demi membuat Negara kita bangga. Mungkin sekarang emang
belum banyak yang tau kamu. Tapi kalau kamu punya niat membuat orang kenal sama
kamu, semua itu akan terjadi kok. Lakukan hal positif dan terhormat, itu yang
membuat kamu menjadi patriot kecil. Sekarang, ngerti?”
Roy
mengangguk paham. Ia tersenyum lebar. Berdiri dari tempat duduknya.
“OKE!!” teriak Roy semangat. Roni berlari keluar rumah. Membentangkan tangannya yang lebar berasa sedang terbang. Menutup matanya dan berkata dalam hatinya…
“aku lah si Patriot Kecil.”
“OKE!!” teriak Roy semangat. Roni berlari keluar rumah. Membentangkan tangannya yang lebar berasa sedang terbang. Menutup matanya dan berkata dalam hatinya…
“aku lah si Patriot Kecil.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar