BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan diperlukan model pembelajaran untuk memperlancar proses belajar
mengajar. Ada berbagai macam model pembelajaran yang sering digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran, salah satunya adalah model fragmented
. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran
membantu anak untuk lebih aktif, semangat dan memahami pelajaran yang diberikan
guru, serta tidak mudah bosan dan jenuh didalam kelas. Selain membantu anak,
model pembelajaran juga dapat membantu guru agar lebih fokus dan terarah dalam
penyampaian materi ke anak sehingga tercapai tujuan yang diharapkan
Model
pembelajaran fragmented diharapkan agar
peserta didik bisa mengikuti proses belajar dan hasil yang baik. Pendidik akan
melihat bagaimana proses anak dalam mengikuti pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas, apakah dia aktif atau pasif , mampu
berpartisipasi, antusias atau menyendiri, serta hasil yang didapatkan
anak dalam belajar. Anak diharapkan dapat melakukan dan mengikuti proses dengan
baik serta memperoleh hasil yang baik pula. Pendidikan bukan saja hanya
mentransferkan ilmu semata tetapi membentuk karekterk anak dan moral secara
lebih baik. Pendidik perlu menguasai secara holistic berbagai aspek baik itu
pertumbuhan maupun perkembangan anak agar dapat memahami dan memberikan materi
sesuai dengan kebutuhan anak
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model Fragmented?
2. Apakah
kelebihan dan kelemahan Model Fragmented?
3 Bagaimana implementasi model Fragmented dalam
pembelajaran di PAUD?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian model Fragmented
2 . Untuk
mengetahui kelebihan
dan kelemahan model Fragmented
3. Untuk
mengetahui implementasi
model Fragmented di PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Fragmented
Model fragmented ditandai
oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Model fragmented
merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Model ini merupakan pembelajaran konvensional
(umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa
menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya. Artinya model ini memisahkan antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu,
pelaksanaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter disiplin
ilmu. Di
dalam kurikulum standar, berbagai mata pelajaran diajarkan secara terpisah
dan sama sekali tidak ada usaha untuk menghubungkan dan menggabungkan
pelajaran-pelajaran tersebut. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang
berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda serta mata pelajaran tersebut memiliki
ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya.
Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model fragmented ini menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam
satu displin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam masing-masing disiplin ilmu itu
memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang merupakan satu kesatuan
dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesi
terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak, membaca, dan apresiasi
sastra.
Dalam model
fragmented terdapat kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya yaitu
sebagai berikut:
2. Kelebihan Model Pembelajaran
Terpadu “Fragmanted”
a.
Kemurnian suatu disiplin ilmu sangat
tampak,
Satu bidang ilmu atau satu mata pelajaran
yang diajarkan lebih fokus dan terarah serta dapat mengetahui secara lebih
mendalam dan detail, tanpa ada pencampuran dari bidang ilmu yang lain.
b.
Guru menyiapkan pembelajaran sebagai
seorang ahli dalam bidangnya yang menggali bidang studi secara luas dan
mendalam,
Pendidik yang telah memiliki keahlian dibidang ilmu tersebut dituntut
untuk lebih menguasai, mencari dan menggali secara menyeluruh mengenai bidang ilmu
tersebut sehingga diberikan
kepada anak dengan lengkap dan jelas.
c.
Model tradisional ini memberikan wawasan
yang jelas untuk setiap disiplin. Guru dapat dengan mudah menentukan prioritas
dari bidang-bidang studinya,
Setiap guru mempunyai strategi sendiri dalam memberikan ilmu sesuai
dengan keahliannya, dengan tujuan agar anak lebih memahami dengan lebih mudah.
d.
Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah
dalam suatu mata pelajaran. Sehingga akan ada kepercayaan dari murid kepada
guru bahwa ia adalah seseorang yang ahli pada bidangnya.
Bidang ilmu yang diberikan guru sesuai
dengan keahliannya akan terlhat lebih berbeda dengan bidang ilmu lainnya secara
jelas. Dalam hal ini anak dapat membedakan berbagai macam ilmu secara spesifik.
3.
Kekurangan
Model Fragmented
Model
pembelajaran terpadu jenis Fragmented ini memiliki beberapa kelemahan, antara
lain :
a.
Anak tidak mampu membuat hubungan
yang berkesinambungan antara berbagai macam bidang ilmu yang berbeda sehingga
mereka tidak mampu membuat hubungan yang berbeda.
b. Tidak
efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpisah-pisah.
4.
Implementasi
Di Pendidikan Anak Usia Dini
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
dalam pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut:
Tema yang diajarkan adalah tema “Binatang
yang Hidup di Air” disini anak diajarkan untuk mengenal berbagai binatang yang
hidup didalam air salah satunya adalah ikan. Setelah itu anak dikenalkan untuk
melihat cirri-cirinya, apa makanannya, tempat tinggalnya. Serta anak di ajarkan
untuk menyanyikan lagu ikan bersama – sama. Setelah itu anak di kenalkan dengan
berbagai macam ikan misalnya ikan apa saja yang bisa di makan ,di jadikan
binatang peliharaan.
Ikan
Ikan-ikan menari-nari dirumah kaca ini
Berenang-renang kesana sini
Sambil bercanda riang sekali
Ikan-ikan yang kusayangi
Ciptaan Ilahi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model Fragmented adalah model
pembelajaran yang berbagai mata pelajaran di ajarkan secara terpisah. Hal ini
dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara
pelajaran yang satu dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran
diajarkan oleh guru yang berbeda dengan berbagai teknik atau metode yang berbeda. Di lain
pihak dapat membantu anak untuk membedakan antara berbagi bidang ilmu secara
spesifik. Tetapi di satu sisi anak menjadi lemah dalam menghubungkan antara
bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lainnya. Hal ini dikarenakan Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan
tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung
terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Daftar Pustaka
Mastarita Nova. 2013. Model-model
Pembelajaran Terpadu. Di Unduh dalam
Mastaritanova.blogspot.com/2013/03/model-model-pembelajaran-terpadu.hml?m=1
pada Tanggal 1 April 2017 Pukul 09:17
Resmini, Novi. Model-model Pembelajaran Terpadu pdf. Universitas Pendidikan
Indonesia
Soenarko, Bambang. 2011. Konsep
Pembelajaran Terpadu. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri