Selasa, 23 Agustus 2016

Permainan Tradisional Sulawesi Selatan “Mallogo”


Permainan Tradisional Sulawesi Selatan “Mallogo”
Mata Kuliah
Bermain dan Permainan
Dosen Pengampu
Dwi Hastuti, S.Pd,.M.Pd


2.jpg

Oleh:

Yola Wredha Murti                       1400002015
PGPAUD
IV/A


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2016
A.    Sejarah Dan Asal Permainan
Mallogo (Bugis) atau allogo (Makassar) adalah salah satu permainan tradisional masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel). Permainan ini mengandung nilai pendidikan seperti kejujuran dan sportivitas. Meskipun kini mallogo atau allogo jarang dimainkan lagi, namun masyarakat Sulsel senantiasa merasakan kerinduan untuk melihat permainan ini. Kerinduan ini bukti bahwa mereka begitu terikat pada tradisi leluhurnya (Permainan mallogo atau allogo berupa tempurung kelapa kering yang dibentuk segitiga (logo), lalu dipukul dengan sepotong bambu yang dibelah dan dibentuk seperti pemukul golf. Dahulu mallogoatau allogo biasa dimainkan masyarakat sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang sembari menunggu atau seusai panen.
Pada masa lalu, selain masyarakat awam, malogo atau allogo juga lazim dimainkan oleh kaum bangsawan. Oleh karena itu, terdapat dua jenis logoLogo untuk bangsawan terbuat dari tanduk kerbau, seng, atau besi yang disepuh emas, sedangkan logo rakyat dari tempurung kelapa kering (Punagi, 1960: 48; Pabittei, 2009: 70).     
B.     Pengertian Mallogo
Mallogo memiliki istilah-istilah khusus yang harus dipahami oleh setiap pemain. Istilah-istilah tersebut. Olo, istilah untuk menyebut orang atau kelompok yang pertama memukul. Boko, istilah untuk orang atau kelompok pemukul selanjutnya. Ambaq, istilah untuk orang atau kelompok yang melakukan pukulan. Logo mate, istilah untuk logo yang ada pada jajaran pertama dalam posisi terlungkup setelah dipukul. Logo tuwu, istilah untuk orang atau kelompok yang berhasil menjatuhkan satu atau lebih logo kecil. Senteng, sebutan untuk logo yang jatuh semua. Lepa atau piping, sebutan untunk pukulan yang hanya mengenai logo kecil tapi tidak sampai jatuh. Rencing, sebutan untuk pukulan pertama, dan kedu-duanya batal. Bacu, sebutan untuk pukulan yang hanya membuat antar logo saling bersentuhan tapi tidak jatuh.
C.     Karakteristik
Mengembangkan kemampuan bahasa anak dan sosial anak, mengembangkan motorik kasar dan halus, dan mengenalkan permainan tradisional dari daerah lain di Indonesia.
D.    Peralatan
Permainan mallogo hanya memerlukan peralatan sederhana, yaitu logo dari tempurung kelapa kering dan sebilah bamboo sebagai pemukul (paqcampaq). Logo dibuat dua bentuk, yaitu logo kecil ukuruan 7-8 cm sebanyak 6-8 buah dan logo besar ukuran 15 cm.
E.     Cara Permainan
Cara Bermain Malogo :
1.      Setelah alat bermain malogonya sudah lengkap dan para pemain sudah siap, tahap pertama lakukanlah pimplah (hompimpa) agar para pemain bisa di bagi dua. Dianjurkan jumlah pemainnya genap sehingga dimudahkan membaginya.
2.       Setelah di bagi menjadi dua tim, masing-masing ketua tim Pingsut (suit) mencari siapa yang jaga dan menyerang. Jika sudah buat 2 garis sekitar 1 meter yang jaraknya jangan terlalu jauh, garis pertama untuk menaruh Logo dan garis ke dua untuk start para pemukul untuk menyerang logo yang berada di garis. Para penyerang memukul undasnya harus mengenakan logo yang terletak di garis sampai habis. Cara Bermain Yang Sudah Dimodifikasi :
Cara permainan yang awal ini sama seperti setelah alat bermain Balogonya sudah lengkap dan para pemain sudah siap, tahap pertama lakukanlah pimplah (hompimpa) agar para pemain bisa di bagi dua. Dianjurkan jumlah pemainnya genap sehingga dimudahkan membaginya. Setelah di bagi menjadi dua tim, masing-masing ketua tim Pingsut (suit) mencari siapa yang jaga dan menyerang. Jika sudah buat 2 garis sekitar 1 meter yang jaraknya jangan terlalu jauh, garis pertama untuk menaruh Logo dan garis ke dua untuk start para pemukul untuk menyerang logo yang berada di garis. Para penyerang memukul undasnya harus mengenakan logo yang terletak di garis sampai habis. Jika ada yang tersisa dan jatah memukulnya sudah habis maka harus gantian yang menyerang, misalkan tim 1 menyerang dan tidak menyisakan logo yang masih berdiri di garis maka tim 1 yang gantian jaga dan tim 2 yang menyerang.
               
F.      Nilai Yang Dikembangkan
1.      Melatih ketangkasan dan ketenangan.
2.      Olahraga.
3.      Melestarikan tradisi.
4.      Menjaga kekompakan.
5.      Seni.
G.    Aspek Perkembangan                  
1.      Aspek Motorik Kasar
. Sehinga pada aspek motorik kasar kegiatan bermain ini anak melakukan kegiatan berjalan, berlari, jongkok, memukul bambu atau kayu yang buat bermain.
2.      Aspek Motorik Halus
Pada kegiatan ini bermain ini anak melakukan kegiatan menyentuh dan menggengam bambu yang buat main, gacok (genting pecah) dan tempurung kelapa yang di tumpuk.
3.      Aspek Kognitif
Kemampuan ini selanjutnya berkembang menjadi kemampuan berfikir logis yang selanjutnya menentukan apakah anak mampu memahami lingkungannya.
4.      Kemampuan Bahasa                                                                                
           . Pada kegiatan bermain ini anak sangat banyak melalukan interaksi dengan lawan main atau pun pemain yang sama satu kelompok, sehingga anak tidak menyadari bahwa dalam bermain malogo ini anak melalukan interksi yang banyak, dan rasa percaya diri anak mulai tumbuh dalam permainan ini.
5.      Aspek Emosi
. Pada permaiana ini anak harus bisa menahan emosinya karena pada saat akan memukul gajok supaya mengenain batoknya anak harus sabar dan konsetrasi supaya bisa mengenai batoknya.
6.      Aspek sosial
Pada saat anak melakukan permainan malogo ini anak secara tidak langsung bersosialisai dengan teman sebayanya atau pun lingkungan bermain.
Sumber Pustaka
Abu Bakar Punagi, 1960. Permainan logo dan tana Bugis. Majalah adat istiadat dan cerita rakyat ke 3. Jawatan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Aminah Pabittei, 2009. Permainan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Abu Bakar Punagi, 1960: 45; Aminah Pabittei, 2009: 68

Kecerdasan Majemuk


Kecerdasan Majemuk

Dosen Pengampu
Dwi Hastuti, S.Pd,.M.Pd


2.jpg

Oleh:

Yola Wredha Murti                       1400002015

PGPAUD
IV/A



PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2016
1.      Kecerdasan Linguistik-Verbal
Kegiatan yang dilakukan pada hari ini di kelas A2 adalah bermain peran yang dimana guru akan membagi kelompok yang terdiri atas kelompok yang membawakan cerita dan kelompok yang lain akan menyimak ide cerita tersebut, guru menentukan topic cerita atau meminta jenis cerita yang diminati oleh anak didik, dan guru akan menunjuk beberapa peserta didik yang dapat memerankan tokoh dalam cerita. Adapun alat yang digunakan adalah buku cerita dan berbagai alat yang mendukung dalam melakoni kegiatan tersebut. Dari kegiatan ini kita dapat mengolah bahasa lisan yang baik pada anak didik dan mengolah pembendaharaan suku kata pada anak didik.
2.      Kecerdasan Logis-Matematis
Kegiatan yang dilakukan di kelas A2 yaitu melakukan eksperimen, disini guru akan membagi kelompok terlebih dahulu sebelum menjelaskan aturan bermain yang akan di lakukan pada hari itu. Setelah dibagi kelompok maka guru akan meenjelaskan kegiatan yang akan di lakukan, lalu bahan yang akan di gunakan oleh anak didik. Yang dimana guru akan melakukan dua eksperimen yaitu sulap bunga dan kismis menari. Guru menjelskan aturan bermain eksperimen tersebut dan menjelaskan bahan yang digunkan Adapun bahan yang digunakan untuk eksperimen sulap bunga adalah kertas marmer, gunting, pensil, crayon, mangkok atau ember, dan air. Cara melakukannya adalah membuat pola bunga pada kertas, lalu kemudian di gunting dan diwarnai setlah itu kita menguncupkan bunga tersebut dan memasukan di dalam ember yang telah diisi oleh air kemudian lihatlah apa yang terjadi bunga akan mekar. Untuk kegiatan eksperimen yang kedua bahan yang di butuhkan yaitu soda kue, asam cuka, gelas, dan kismis. Cara melakukannya adalah tuang asam cuka dan satu sendok soda kue kemudian masukakn kismis lalu lihatlah apa yang terjadi kismis akan naik turun seperti menari. Eksperimen tersebut selanjutnya akan di lakukan oleh anak didik yang akan tetap diawasi oleh guru.
3.      Kecerdasan Visual-Spasial
Kegiatan yang akan dilakukan pada kelas A2 adalah menebalkan gambar dan mewarnai gambar tersebut. Sebelum kegiatan tersebut dilakukan guru akan menjelaskan aturan bermain kepada anak didik yang kemudian akan di lakukan langsung oleh anak didik. Guru membagikan kertas bergambar dan kemudian anak menebalkan gambar tersebut. Setelah menebalkan garis tersebut anak diminta untk mewarnai sesuai warna yang mereka inginkan. Selanjutnya anak akan berekspresi dengan kegiatan tersebut dan mengumpulkan tugas mereka ke tempat yang telah disediakan guru.
4.      Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
Kegiatan yang dilakukan kelas A2 adalah menirukan gaya orang lain atau menirukan gaya binatang. Sebelum anak-anak melakukannya guru membagi kelompok dan menjelaskan aturan bermain serta mencontohkan ke anak didik. Selanjutnya anak akan menirukan gaya orang lain atau menirukan gaya binatang tersebut. Setiap anak akan diberikan dua kesempatan untuk menirukan gaya orang lain atau menirukan gaya binatang tersebut. Dalam kegiatan ini anak antusias menirukannya dan mereka senang dalam kegiatan tersebut.
5.      Kecerdasan Musikal-Berirama
Kegiatan yang dilakukan pada kelas A2 adalah menyusun nada Do sampai Nada La. Sebelumnya guru menjelaskan aturan main dan alat yang digunakan untuk menyusunnya. Kegiatan ini di lakukan luar kelas atau outdoor. Guru mengajak anak untuk mengisi air dalam botol dengan tinggi air yang berbeda setelah semua botol terisi guru mencontohkan cara mainnya dan guru meminta anak untuk melakukannya lalu setiap anak diberi dua kesempatan untuk memukul botol tersebut. Kegiatan ini dapat dicoba di rumah dengan pengawasan orang dewasa.
6.      Kecerdasaan Interpersonal
Kegiatan yang dilakukan di kelass A2 adalah menyusun puzzle dan mewarnai gambar di kertas A3 yang di sediakan oleh guru. Guru membagi beberapa kelompok lalu setiap kelompok diberi satu puzzle untuk mengerjakannya bersama-sama atau bekerja tim. Karena bisa melatih anak untuk berempati dan bersosial dengan teman sebayanya. Setelah kegiatan menyusun puzzle selesai anak diminta untuk mewarnai gambar yang di sediakan oleh guru dengan cara bekerjasama dengan teman kelompoknya. Mereka berekspresi dengan warna dan kertas bergambar milik mereka yang telah diberikan guru.

a.       Nama Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah Mewarnai Kertas Bergambar
b.      Waktu pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tgl : 2 Juli 2016
Pukul : 15.30 WITA
c.       Kecerdasan yang dikembangkan
Kecerdasan yang dikembangkan yaitu kecerdassan Visual-Spasial karena kecerdasan tersebut adalah kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk termasuk kemampuan untuk menginterprestasi dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Kecerdasan visual-spasial memiliki karakteristik yaitu, selalu menggambarkan ide-ide yang menarik, senang mengatur dan menata ruang, senang menciptakan seni dengan menggunakan media yang bermacam-macam, dan sebagainnya.

d.      Yang terlibat dalam kegiatan
Yang terlibat adalah anak-anak usia 4-6 tahun dan yang dimana mereka masih paud.
e.        Hasil yang diperoleh
Hasil yang diperoleh adalah anak-anak antusias dengan kegiatan yang kami adakan disetiap tahunnya dan selalu betepatan dengan bulan suci ramadhan. Disini kami menekankan pada motorik halus pada setiap anak.
Foto Kegiatan Mewarnai